Indriana, S.E (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar dan Kandidat Master Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang)
Kehadiran revolusi industri 4.0 telah mempengaruhi tatanan semua elemen negara dan Indonesia mengalami perkembangan ekonomi ditengah perang dagang internasional antar negara maju sehingga persaingan ekonomi semakin menantang. Hal ini pun menjadi tantangan dan peluang bagi Indonesia untuk mengambil kesempatan agar perekonomian Indonesia bisa terus berkembang. Sejak tahun 2010 Alibaba melahirkan inovasi baru terkait bisnis keuangan dengan istilah finansial technologi (fintech) yang merupakan alternatif pembayaran online melalui aplikasi yang akan memudahkan konsumen dan pelaku usaha baik layanan jasa maupun konsumsi yang jangkaunnya telah mendunia.
Perkembangan ekonomi saat ini menjadi tantangan untuk semua elemen negara baik pemerintah, masyarakat, lembaga-lembaga dan akademisi. Melirik negara maju seperti Amerika, Jepang dan Singapore telah menerapkan mata kuliah enterpreneurship dalam dunia kampus karena melihat ekspektasi dari mata kuliah tersebut akan bermanfaat bagi mahasiswa dan pembangunan negara setelah lulus kuliah. Di Indonesia sendiri banyaknya pengangguran terdidik hal ini disebabkan bukan karena kurangnya lapangan pekerjaan namun jenis pekerjaan yang berubah, hal ini menyadarkan pemerintah untuk menggerakan semua elemen khususnya pihak akademisi sebagai pencetak generasi pelanjut masa depan negara yaitu dengan memberikan bekal kemandirian dan jiwa entrepreneur kepada mahasiswa.
Dalam perjalanan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar saya sangat bersyukur bisa memberikan medali emas untuk kampus tercinta dengan pertamakalinya meraih juara 1 setara emas pada perlombaan bergengsi tingkat nasional yang diadakan oleh dikti 2015 tepatnya di Universitas Haluoleo Kendari. Saya mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNas) Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) dengan judul “Perilaku Inovatif dan Intensi Berwirausaha Alumni Perguruan Tinggi di Kota Makassar” melalui perlombaan ini banyak pengetahuan dan kreativitas baru untuk diaplikasikan. Menyadari hal itu, bahwa adanya soft skill, kreativitas dan jiwa kemandirian yang dibekali untuk mahasiswa akan mengurangi tingkat pengangguran terdidik yang ada di negara ini dan potensi yang dimiliki akan tersalurkan untuk kemajuan bangsa dan negara tercinta. Selama kuliah S1 saya telah mengajar program Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ) untuk mahasiswa baru setiap awal semester. Harapan pengabdian tersebut dapat membekali mahasiswa dari segi agama dan akhlak. Karena dengan bekal dasar agama mahasiswa memiliki jati diri dan ketika diperhadapkan dengan hal-hal negatif yang mampu merusak masa depannya seperti Narkoba, pergaulan bebas, kerapuhan dalam berpikir dan bertindak serta masih banyak lagi yang akan merusak mindset atau pola fikir mahasiswa. Olehnya itu mereka harus mampu istiqomah dalam mempertahankan Idealismenya.
Saat ini saya mengambil konsentrasi akuntansi keuangan di Magister Akuntansi Undip dengan keluaran bahwa mahasiswa mampu menjadi peneliti sesuai dengan misi Universitas Diponegoro yaitu menjadi universitas riset yang unggul. Dikampus sendiri bukan hanya fokus pada education dan research namun yang utama adalah bentuk pengaplikasian dari hasil studi atau pelajaran yang telah didapatkan dibangku kuliah. Untuk itu saya menawarkan sebuah gagasan yang akan saya terapkan nantinya setelah mengajar di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar yaitu membangkitkan Ghirah education, research, dan enterpeneuiral campus dalam Membangun Jiwa Kemandirian Anak Bangsa.
Saya bersama teman-teman berusaha mengembangkan potensi dibidang research enterpreneur yaitu dengan aktif mengikuti perlombaan yang diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan kegiatan membuat paper terkait ekonomi dengan judul “fintech equity crowdfunding syariah sebagai alternatif untuk UMKM atau UKM”. Harapan saya kedepan agar saya mampu berkontribusi lebih dengan berusaha dan aktif melakukan perubahan yaitu mengembangkan (education, research, dan entrpreneuiral campus) sebagai keluaran atau indikator ketercapaian yang wajib dibekali untuk setiap mahasiswa setelah keluar dari dunia kampus agar kesadaran kemandirian dan tingkat produktivitas mahasiswa bisa terwujud melalui gagasan ini dan mengurangi tingkat pengangguran terdidik yang ada di negara Indonesia. (*)
Emoticon