BLANTERVIO103

Surat Terbuka Buat Bupati dan Pimpinan DPRD Nunukan

Surat Terbuka Buat Bupati dan Pimpinan DPRD Nunukan
Kamis, 19 September 2019

Syafaruddin Syafar, masyarakat peduli Nunukan

NUNUKAN, LENTERAMERAHNEWS--Sebagai wujud kepedulian atas nasib ribuan warga yang bermukim di Kecamatan Sembakung, salah seorang warga, Syafaruddin Syafar, masyarakat pemerhati Nunukan, melayangkan surat terbuka.
Surat terbuka ini ditujukan kepada Bupati Nunukan serta Pimpinan DPRD Kabupaten Nunukan yang intinya meminta kepada kedua institusi pemerintah tersebut perhatian dan lebih peduli lagi dengan masyarakat, terkhusus masyarakat Kecamatan Sembakung yang sangat butuh air bersih.

"Izinkan Saya selaku Masyarakat Kabupaten Nunukan yang kebetulan 1 bulan terakhir berkunjung ke Kec. Sembakung (Desa Atap dan Lubakan) menyampaikan kepada Bupati dan Pimpinan DPRD Kab Nunukan," Seperti dikutip dalam surat terbuka Syafaruddin.

Pertama, masyarakat Kec.Sembakung, khususnya Desa Atap dan Desa Lubakan saat ini untuk kebutuhan sehari-hari,sekitar 4 ribu lebih warga sangat berharap dari air tadah hujan.

Kedua, Sejak lama pipa-pipa Instalasi Air PDAM telah beberapa kali di pasang dan di tambah khususnya Desa Atap (lbukota Kecamatan) dan pernah di operasikan beberapa waktu lalu,namun hanya beberapa saat, dan berhenti sampai sekarang.

Ketiga, Terkait hal tersebut, kiranya terbuka mata hati kita utk merespon hal ini, dan perlu di pahami bahwa Kec.Sembakung adalah salah satu Kec Tertua sejak Kab.Bulungan (Kab Induk) berdiri.


"Semoga kita dapat bersikap ADIL dan Surat Terbuka ini mendapatkan respon positif Tks.Hormat saya Syafaruddin," katanya dalam surat terbuka tersebut.

Selain kepada bupati dan pimpinan DPRD Nunukan, surat terbuka juga diminta diperhatikan oleh Yth 1.Kadis PUPR Kab.Nunukan. 2.Direktur PDAM Kab.Nnk 3.Camat Sembakung.

Syafaruddin Syafar yang dihubungi via telepon mengatakan, dia layangkan surat terbuka agar pemerintah memperhatikan kebutuhan akan air bersih diwilayah itu apalgi sudah ada jaringan PDAM disana bahkan itu sudah puluhan tahun lamanya.

"Disanakan itu lahan gambut, jadi susah kasian bagi masyarakat untuk mencari sumber air seperti membuat sumur, jadi mereka tergantung akan air tadah hujan," ucapnya dibalik telepon, Rabu (18/9/2019).

Sementara kata dia, disana banyak warga yang sementara bikin rumah walet, jadi air tadah hujan yang terkumpul banyak terkontaminasi oleh kotoran burung walet, jadi diminta perhatian serius dari pemerintah.

"Dimana tanggungjawab sebagai kepala daerah jika hak-hak dasar warga saja tidak terpenuhi, kasian warga disana," urainya.

Harapan kita, agar pemerintah memperbaiki jaringan PDAM disana yang sudah terpasang sekian tahun, dimanfaatkan kembali untuk kepentingan masyarakat. (andi wati)

Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

3160458705819572409