PINRANG, LENTERAMERAHNEWS--Terkait bencana alam yang akhir-akhir ini terjadi, laiknya banjir mendapat respon dari Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pinrang, Ahmad Jaya Baramuli.
Politikus Partai Berkarya ini menasehati salah satu peserta rapat yang mengatakan bahwa bencana yang terjadi di Kabupaten Pinrang, termasuk banjir karena kehendak Allah.
Menurut Ahmad Jaya Baramuli, anak-anak pun tahu bahwa apa saja yang terjadi di jagat raya ini karena kehendak Allah, akan tetapi Allah juga memberikan manusia akal fikiran untuk berfikir, bagaimana supaya banjir yang terjadi bisa diminimalisir.
“Seperti banjir yang terjadi baru-baru ini, kalau dari sebelumnya sudah diantisipasi dengan melakukan pengerukan di muara sungai kan banjirnya bisa diminimalisir, sehingga tidak berlangsung lama dan dampaknya tidak terlalu meluas, ”tegas Ahmad Jaya.
"Saya kira dalam menangani banjir ini perlu dilakukan dengan sistem koordinasi yang intens, mulai dari Kepala Desa, Camat sampai Dinas terkait. Banjir ini kan hampir tiap tahun terjadi, sehingga perlu diadakan antisipasi pencegahan secara rutin, tidak perlu menunggu datangnya banjir baru bertindak, itu sudah terlambat, kalau perlu diadakan pengerukan setiap tahun untuk area-area yang memang rawan banjir, dan yang dikeruk jangan hulunya saja tapi yang paling penting adalah muaranya”, ungkap legislator Partai Berkarya tersebut.
Hal itu disampaikan Ahmad Jaya Baramuli saat menerima hearing dengan warga Kecamatan Mattiro Sompe, Lanrisang dan Cempa, daerah yang selama ini kerap terdampak banjir.
Hearing gabungan komisi tersebut dipimpin Wakil Ketua DPRD Pinrang, Ir.Syamsuri, didampingi Wakil Ketua, Ahmad Jaya Baramuli dan Ketua Komisi II, Hastan Mattanete. Dihadiri Anggota DPRD Pinrang lainnya yakni, A.Pallawagau Kerrang,SE, H.Alimuddin Budung,S.Hi, H.Mashur Ali, Hj.Salma,SE, Nasrun Paturusi, Ilwan sugianto dan Markus Manna. Sementara dari Pemkab yaitu, Kadis Pertanian, A.Calo Kerrang, Kadis PSDA, Kadis Ketahanan Pangan, Dinas PUPR, Camat Mattiro Sompe, Camat Lanrisang, Camat Cempa dan beberapa Kepala Desa, serta sejumlah masyarakat.
Menurut Kadis Pertanian, A.Calo Kerrang, melalui program “Serasi” yang dikelola oleh Dinas Pertanian, sudah ada beberapa kecamatan yang telah selesai dikeruk saluran pembuangnya, dan hal itu sangat membantu dalam penanganan masalah banjir, salah satu contohnya di Kecamatan Tiroang, dulu kalau banjir, lokasi yang namanya, “Lakebbong” tergenang sampai sepuluh hari bahkan lebih, tapi berkat program “Serasi” ini, banjir yang baru-baru ini, hanya berlangsung beberapa hari saja.
"Untuk Kecamatan Mattiro Sompe, khususnya saluran pembuang yang ada di Desa Cappakala dan Katteong, Insya Allah, tahun ini, pengerukan akan dilaksanakan, namun kalau mau dilakukan secara serentak tentunya terbentur pada anggarannya, jadi tetap menggunakan faktor prioritas”, jelas A.calo.
Sementara itu, A.Pallawagau Kerang, Anggota Komisi II, mengungkapkan bahwa dirinya akan memperjuangkan dengan segala kemampuannya penganggaran penanganan banjir ini.
“Walaupun nilainya besar saya akan memperjuangkan anggaran penanganan banjir ini, karena penangan banjir sangat urgen, sehingga butuh biaya yang besar dan harus rutin dilakukan kalau perlu tiap tahun dianggarkan”, tegas legislator PKB tersebut.
Sebelum menutup rapat, Syamsuri, mengajak instansi terkait untuk turun langsung ke lokasi dimana terjadi pendangkalan dan penyempitan saluran pembuang, supaya dinas terkait bisa mengambil langkah yang tepat dalam pengerukan saluran pembuang tersebut. (wis)
Emoticon