Gowa, lenteramerahnews.co.id-- Kabupaten Gowa memang kaya dengan destinasi wisata alamnya, teranyar wisata alam Malino, yang sudah mendunia karena keindahan alamnya dan cuaca dingin.
Beberapa destinasi lainnya juga tak kalah prospeknya untuk di kembangkan. Salah satunya adalah Sungai Kalara yang terletak dikampung Taipajawa, Desa Botolempangan Kec. Botolempangan Gowa.
Panorama alamnya begitu Indah diapit gunung batuan membuat cuaca sejuk. Air Sungai yang mengalir dari kaki gunung Lompobatang ke Sapaloe, hingga ke jeneponto ini, dialiri air bening dan dingin maklum, sepanjang aliran sungsi terdapat banyak batuan besar, ada yang berukuran 3 x 5 meter, demikian pula bantaran sungai kiri kanan disela batu tumbuh pohon yang rindang membuat sungai ini kian elok membuat orang betah berendam lama.
Tak jauh dihilir sungai, terdapat Gua yang dihini ribuan kelelawar bagai aksesoris alam yang menambah keelokan sungai yang belum banyak dijamah orang.
Untuk mendatangi Sungai ini dari Bendungan Bili-bili lewat kampung Sapaiya sekitar 20 kilometer hingga kec. Botolempangan atau jika dari arah Jeneponto lewat Malakaji sekitar 30 Kilometer, jalan berkelok melintasi kebun masyarakat dan sebagian hutan lindung dengan pohon pinus membuat perjalanan kian asyik dan menguji adrenalin meski jalannya sudah beraspal tapi jalan sempit berkelok ditepi jurang membuat bulu kudu kerab merinding jika berpapasan kendaraan dari arah berbeda.
Sayang, potensi wisata alam ini bak perawan tintin. Belum dijamah dan dilirik pemerintah.
Untuk sampai disungai dikampung Bontosungguh, harus berjalan kaki lebih kurang 2 kilometer, menempuh jalan setapak dilereng gunung yang terjal. Bila kembali dari sungai harus menguras tenaga ekstra dengan pendakian dengan kemiringan 40 hingga 65 derajat. Padahal, jika ada akses jalan kendaraan roda empat, selain eksotis wisata alam ini menjsdi pundi Pendapatan Asli Daerah (PAD), komoditas perkebunan dan pertanian masyarakat desa Botolempangan juga terdongkrak nilai jualnya. Selama ini, berbagai buah seperti jeruk, mangga, sukun dan lainnya dibiarkan membusuk karena petani tidak cukup kuat memikulnya.
Masyarakat desa Botolempangan berharap agar pemerintah membangun akses jalan. Apakah dengan anggaran dana desa atau Anggaran Pembangunan Daerah kab. Gowa.
Salah seorang tokoh masyarakat yang namanya enggan dipublikasikan katakan, jika akses jalan ke sungai bisa dilewati kendaraan roda empat maka desa Botolempangan akan jadi magnik wisatawan lokal dan mancanegara dan masyarakat akan sejahtera dari hasil kebunnya yang bernilai tinggi dan pendapatan objek wisata Sungai.
(A.a)
Emoticon