Mamasa, lenteramerahnews.co.id-- Jejaring Mahasiswa Untuk Rakyat Mamasa, provinsi Sulbar turun jalan untuk melakukan aksi. Aksi mahasiswa ini berlangsung di Simpang Lima, Senin 14/12/2020.
Para peserta aksi menuntut pemerintah daerah memperjelas kebutuhan petani di Kabupaten Mamasa semasa Pandemi Covid-19.
Sesudah orasi di simpan lima, para demonstran berlanjut ke depan kantor DPRD Mamasa, untuk menyampaikan apa dasar tuntutan mereka. Namun sampai di kantor DPRD para pengunjuk rasa tidak bertemu dengan DPRD Mamasa, sehingga para peserta aksi berlanjut ke kantor pertanian Mamasa untuk berorasi.
Koordinator lapangan, Saldi dalam orasinya menyatakan bahwa pemerintah tidak memperhatikan para petani yang ada di Kabupaten Mamasa.
"Ini tidak adil karena banyaknya Petani yang menjerit, seakan tidak di perhatikan, " katanya.
Lebih lanjut kata dia bahwa keberpihakan pemerintah secara khusus Dinas Pertanian, tidak ada ke petani, sehingga kami turun ke jalan untuk menuntut ketidak adilan ini.
"Selama masa Pandemi petani sangat berdampak, karena anjloknya harga hasil dari petani, mulai dari kelangkaan Pupuk bersubsidi, maupun harga produksi tidak stabil, juga bagaimana cara bercocok tanam," ungkapnya.
Menanggapi hal itu sekretaris Dinas Pertanian, Bernard sangat mengapresiasi kehadiran mahasiswa tersebut untuk menyampaikan tuntutannya.
Bernard mengakui kelangkaan Pupuk, namun itu bukan dari Dinas Pertanian, karena hanya lembaga kontrol.
Ia juga menyatakan dinas pertanian sudah membagikan kepada masyarakat beberapa tanaman, mulai dari jagung, kedelai, dan sayur sayuran
"Yang di berikan pupuk bersubsidi itu adalah yang terdata, kalau di kabupaten Mamasa hanya sepuluh yang terdata hanya itu yang diberikan, " pungkasnya.
(Jupran)
Emoticon