Soppeng, lenteramerahnews.co.id-- Nelayan di Danau Tempe, Kabupaten Soppeng keluhkan minimnya hasil dari tangkap ikan. Hal itu dikatakan sejumlah nelayan saat media ini mengunjungi danau tempe, di Kecamatan Mario Riawa, Minggu, 28 Maret 2021, kemarin.
Rasyid bersama anaknya, Agung yang setiap hari menggantungkan hidupnya sebagai nelayan di Danau Tempe sangat merasakan dampak penghasilan yang semakin menurun dibanding hari biasanya. Bahkan, untuk mencukupi asap dapur untuk selalu mengepul kadang tak cukup.
Penghasilan yang kian hari semakin menurun itu semakin diperparah dengan menjamurnya ikan sapu-sapu (ikan tokke, red). Ikan jenis ini menjadi momok menakutkan bagi nelayan. Disamping dapat merusak jaring dan alat tangkap ikan, juga bisa melukai tangan nelayan.
Hal itu juga dibenarkan Lamuda dan Mas Andi, dua nelayan yang juga anggota Pokmaswas (Kelompok Pengawas Masyarakat) di Danau Tempe, Salomate, Mario Riawa. Lamuda akui ikan sapu-sapu ini bisa terperangkap dalam jaring ratusan setiap harinya. Saat terperangkap dijaring, sangat susah untuk dilepas, kalau dipaksa akan membuat jaring rusak.
Anggota Pokmaswas yang beranggotakan 10 orang di koordinir UPTD Salomate Dinas Perikanan Kabupaten Soppeng. Tugasnya, untuk mengamankan danau, termasuk mengawasi alat jaring tangkap yang dilarang pemerintah.
Baik Lamuda maupun Mas Andi serta ratusan nelayan di Danau Tempe berharap ada solusi untuk keluar dari masalah gangguan ikan sapu-sapu ini. Karena alat tangkap yang digunakan di wilayah ini seperti pukat (Lanra), Jaring bundar (bunre) dan anco' (tongkang) dapat bertahan lama jika ikan sapu-sapu dapat dikurangi. Atau kalau bisa, ada cara bagaimana ikan sapu-sapu ini dapat bernilai ekonomis. (wis)
Emoticon