Darwis Junudi bersama H. Aris Asnawi (foto : istimewa) |
Kepergian seorang teman, sahabat, senior, dan saudara seperjuangan, H Aris Asnawi, seorang wartawan dan aktivis, meninggalkan duka yang mendalam dalam hati kami semua. Rasanya seperti sayap yang patah, seperti kemudi yang kehilangan arah. Tanpa kompas, aku merasa hilang.
H Aris Asnawi bukan sekadar seorang wartawan, ia adalah suara kebenaran di tengah hiruk-pikuk berita. Dengan pena tajam dan keberanian yang luar biasa, ia selalu berjuang untuk keadilan dan mengungkap fakta-fakta yang tersembunyi. Dedikasinya sebagai aktivis menunjukkan betapa dalam cintanya terhadap negeri ini. Ia adalah inspirasi, panutan, dan pelindung bagi banyak orang.
Sebagai teman, H Aris selalu hadir dalam suka dan duka. Ia tahu kapan harus mendengarkan dan kapan harus berbicara. Keberadaannya memberikan kenyamanan dan kekuatan, terutama saat tantangan menghampiri. Bagi kami, ia adalah sosok yang penuh kasih dan pengertian, selalu siap memberi semangat ketika semangat kami mulai pudar.
Sebagai sahabat, H Aris memiliki hati yang luas. Kedermawanannya dan kepeduliannya terhadap sesama adalah cerminan dari jiwa yang tulus dan mulia. Ia selalu mendorong kami untuk menjadi yang terbaik, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Dengan senyumnya yang menenangkan dan kata-katanya yang bijak, ia selalu berhasil meredakan kegelisahan yang ada di hati kami.
Sebagai senior, H Aris adalah pembimbing yang sabar. Ia tidak hanya mengajarkan ilmu jurnalistik, tetapi juga nilai-nilai moral dan etika yang harus dijunjung tinggi. Keteladanannya dalam bekerja dan berjuang menjadi contoh nyata bagi kami semua. Ia menginspirasi kami untuk terus maju, tidak peduli seberapa berat rintangan yang harus dihadapi.
Sebagai saudara seperjuangan, H Aris adalah pilar kekuatan. Bersamanya, kami merasa lebih berani dan tegar menghadapi segala cobaan. Kepergiannya meninggalkan kekosongan yang sulit diisi. Kami kehilangan seorang pejuang, seorang pemimpin, dan seorang saudara yang tak tergantikan.
Kini, tanpa H Aris, langkah kami terasa berat. Dunia seakan kehilangan warna, dan arah kami menjadi samar. Namun, warisan yang ia tinggalkan akan terus hidup dalam hati kami. Semangat juangnya akan menjadi pemandu di setiap langkah kami ke depan. Walau sayap ini patah, walau kemudi ini kehilangan arah, kami akan terus berjalan. Dengan mengenang H Aris Asnawi, kami akan menemukan kembali kompas kami dan melanjutkan perjuangan yang telah ia mulai.
Selamat jalan, H Aris Asnawi. Terima kasih atas segala yang telah kau berikan. Kami akan selalu merindukanmu, namun semangat dan inspirasimu akan tetap hidup dalam setiap napas perjuangan kami. (*)
Penulis : Darwis Junudi
Pimpred Tabloid Lentera Marah dan Media Online lenteramerahnews.co.id
Emoticon